Corat coret Aja

 
Coretan Ummi
Jejak Sahabat
Jumlah Pengunjung
Mesothelioma
Mesothelioma
Waktu Jakarta
Tetangga
ASI, MAKANAN TERBAIK BAGI BAYI
Wednesday, February 25, 2009

Setiap tiga puluh menit, seorang bayi meninggal karena pemberian susu formula yang tidak aman. Tanpa ASI, bayi tidak mendapat keuntungan dari kekebalan pasif yang seharusnya diperoleh dari ibunya melalui ASI. Resiko terkena penyakit akibat pemberian susu botol meningkat di negara dunia ketiga (termasuk Indonesia) karena kompleksnya permasalahan seperti banyaknya orang tidak mempunyai akses untuk memperoleh air bersih, kurangnya kesadaran para ibu tentang kebersihan. Sebagai akibatnya banyak bayi yang menderita diare, vomiting, infeksi pernafasan, malnutrisi, dehidarasi, dan bahkan sampai kematian yang dikenal dengan Penyakit Bayi Botol (Baby-Bottle Disease).

Para aktivis yang konsern pada masalah ini kemudian melakukan berbagai aksi untuk menghambat penggantian ASI ini di antaranya dengan melakukan kampanye pemboikotan terhadap produsen susu formula. Boikot ini pertama kali dilakukan pada tahun 1981-1984 dan kembali digelar pada tahun 1988. Pada tahun 1981, WHO/UNICEF mengeluarkan International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes (Kode Internasional tentang Pemasaran Pengganti ASI). Pada Rapat Kesehatan Dunia di tahun yang sama, 118 negara menyatakan dirinya akan mengadopsi peraturan tersebut di negaranya.

Saat ini, IBFAN (International Baby Food Action Network) melanjutkan lobby di seluruh dunia untuk mengadosi kode tersebut dan memonitor aktivitas produsen pengganti ASI.

Di Indonesia sendiri promosi susu formula bagi bayi memang terasa sangat gencar, hal ini terjadi karena kebayakan konsumennya masih mudah tertipu oleh iming-iming tingginya kandungan nutrisi susu tersebut, iklan yang memperlihatkan betapa pintarnya bayi-bayi yang mendapatkan susu formula merek tertentu, sampai pendapat “ahli” yang mendukung pemakaian produk tersebut. Belum lagi, promosi secara langsung oleh produsen kepada para ibu yang baru melahirkan di rumah sakit dan klinik bersalin dengan memberikan sample gratis kepada mereka sepulang dari rumah sakit. Dan yang lebih memprihatinkan adalah pemberian insentif kepada tenaga marketing dan tenaga medis yang mampu menjual produk susu formula.

Di tengah kesulitan yang melanda negara kita, sudah seharusnya kita melakukan gerakan kembali ke ASI. Di samping berbagai manfaat dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, dan aspek penundaan kehamilan; kita juga memperoleh keuntungan ekonomis yang didapat dari pengematan biaya untuk pembelian susu dan peralatan yang diperlukan untuk pemberian susu formula tersebut. Hal ini berarti kita membantu penghematan devisa karena sebagian besar produk tersebut adalah produk impor.

MENGAPA ASI? KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

Para aktivis yang konsern pada masalah ini kemudian melakukan berbagai aksi untuk menghambat penggantian ASI ini di antaranya dengan melakukan kampanye pemboikotan terhadap produsen susu formula. Boikot ini pertama kali dilakukan pada tahun 1981-1984 dan kembali digelar pada tahun 1988. Pada tahun 1981, WHO/UNICEF mengeluarkan International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes (Kode Internasional tentang Pemasaran Pengganti ASI). Pada Rapat Kesehatan Dunia di tahun yang sama, 118 negara menyatakan dirinya akan mengadopsi peraturan tersebut di negaranya.

Saat ini, IBFAN (International Baby Food Action Network) melanjutkan lobby di seluruh dunia untuk mengadosi kode tersebut dan memonitor aktivitas produsen pengganti ASI.

Di Indonesia sendiri promosi susu formula bagi bayi memang terasa sangat gencar, hal ini terjadi karena kebayakan konsumennya masih mudah tertipu oleh iming-iming tingginya kandungan nutrisi susu tersebut, iklan yang memperlihatkan betapa pintarnya bayi-bayi yang mendapatkan susu formula merek tertentu, sampai pendapat “ahli” yang mendukung pemakaian produk tersebut. Belum lagi, promosi secara langsung oleh produsen kepada para ibu yang baru melahirkan di rumah sakit dan klinik bersalin dengan memberikan sample gratis kepada mereka sepulang dari rumah sakit. Dan yang lebih memprihatinkan adalah pemberian insentif kepada tenaga marketing dan tenaga medis yang mampu menjual produk susu formula.

Di tengah kesulitan yang melanda negara kita, sudah seharusnya kita melakukan gerakan kembali ke ASI. Di samping berbagai manfaat dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, dan aspek penundaan kehamilan; kita juga memperoleh keuntungan ekonomis yang didapat dari pengematan biaya untuk pembelian susu dan peralatan yang diperlukan untuk pemberian susu formula tersebut. Hal ini berarti kita membantu penghematan devisa karena sebagian besar produk tersebut adalah produk impor.

MENGAPA ASI? KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1. Aspek Gizi.
a. Manfaat Kolostrum

* Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
* Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
* Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
* Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.


b. Komposisi ASI

* ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
* ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
* Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

c. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

* Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
* Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

Kita sering melihat iklan produk susu formula yang ditambah DHA dapat mencerdaskan anak. Padahal DHA yang ditambahkan pada susu formula cepat rusak, sedangkan ASI selalu diberikan dalam kondisi segar, sehingga DHA tidak rusak

2. Aspek Imunologik

* ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
* Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
* Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
* Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
* Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
* Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

* Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
* Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
* Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

* Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
* Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
* Komposisi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi yang disiapkan menjadi orang yang suka berpikir. Adapun susu sapi diperuntukkan bagi anak sapi yang disiapkan agar lekas besar dan tak berpikir.

5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).


Sumber:
Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI, 2001
DHA Tidak Terdapat pada Susu Formula, Suara Merdeka 23 Agustus 2003
McSpotlight on the Baby Milk Industry, WWW.McSpotlight.org


Labels: ,


baca selengkapnya..
posted by ummina daffawwaz @ 12:02 AM   1 comments
About Me

Name: ummina daffawwaz
Home:
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Template by

Blogger Templates

BLOGGER